Showing posts with label pendidikan. Show all posts
Showing posts with label pendidikan. Show all posts

Kezaliman Pemkab Buru Dalam Kebijakan Pendidikan

Assalamuallaikum Warahmatullah Wabarakatu.
Salom Ilaihim.

Untuk basudara dong sekalian, bahwasannya saya dsini ingin berkeluh kesah dan pula ingin memberikan sedikit informsi tentng keadaan yg kami alami di kabupaten Buru saat-saat ini.

Dimana ini adalah bentuk keluhan dan kepasrahan trhadap kezaliman PEMKAB Buru terhadap efek kebijakan atau kalau boleh saya katakan adalah bentuk kezaliman dan kesewenang-wenangan.

Sbenrnya banyak keluhan yg terjdi slama masa pemerintahan 2 priode ini, namun untuk saya pribadi permasalhn saat ini yaitu di bulan September Tahun 2018 ini, dimana kezaliman ini amatlah nampak dimana terkait dengan penerimaan gaji PNS untuk lembaga pendidikan Dan Kebudayaan. Terkususnya adalah gaji Kepala Kantor UPTD Pendidikan dan Kebudayaan adalah terjadi PEMOTONGAN SECARA PERSONAL MENGIKUTI GOLONGAN dari PNS yg berkaitan. Kemudian yg sementara ini terindikasi adalah terjadi untuk seluruh kecamatan yang ada di Kab- Buru. Bukan Hanya Kepala Kantor UPTD Pendidikan saja namun termasuk juga merembet kepada Pengawas-Pengawas Sekolah dalam Dinas Pendidikan.

Persoalannya adalah bahwa pemotongan terhadap gaji ini adalah tanpa sepengetahuan yg bersangkutan yaitu mereka Si PNS ini dan juga tanpa alsan yang jelas dari pemotongan yg terjadi.

Lalau bgmn mungkin PEMKAB bisa mengambil keputusan tanpa pembicaraan sbelumnya?

Dimana pembahsan anggaran yg berkaitan dg sistem dan aturan dalam Daerah tentu harus ada pihak-pihak terkait dalam hal ini tentu ada DPRD dan PNS yg terkena kabijakn. Kemudian penerarapn yg terjadi ini harus memiliki kekuatan hukum.

Mnurut info sementara yang di dapat dri Pegawai-pegawai setempat bahwa pemotongn gaji terselubung ini memiliki jumlah berfariasi sesuai dg Golongan masing-masing Pegawai terkait.

Untuk itu disini saya sangat berharap diberikan bimbingan, pendapat, saran maupun bantauan dri basudara dan senior-senior sekalian.
Saya percaya diantara ribuan batu hitam pasti ada ribuan batu putih yang bertebaran disamping.

Atas perhatian dan kerja samanya saya berucap terimakasih.


Oleh : Muhamad Akbar Waekabu
Share This:    Facebook  Twitter

Kecerdasan, Diantara Mahir Matematika dan Pandai Mengantri

Ada pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya selama ini.

"Mengapa Guru di Negara Maju Lebih Khawatir Jika Muridnya Tidak Bisa Mengantri Ketimbang Tidak Bisa Matematika?"

Seorang guru di Australia pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Saya tanya "kenapa begitu?”

Jawabnya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak jadi penari, atlet, musisi, pelukis, dsb.

3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan ilmu berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.

”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI?”

”Oh banyak sekali.."

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.

4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri..

FAKTANYA di Indonesia..

Banyak orang tua justru mengajari anaknya dlm masalah mengantri dan menunggu giliran, sebagai berikut :

1. Ada orangtua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja!!”

2. Ada orangtua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orangtua yang memakai taktik atau alasan agar dia atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.

4. Ada orang tua yang marah-marah karena dia atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.

5. Dan berbagai kasus lain yang mungkin pernah anda alami.

Yuk kita ajari anak-anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya ANTRI.

Budaya SUAP dan KORUPSI (ingin Kaya instan) dan budaya politik SARA (ingin menang instan) juga dimulai dari tidak mau belajar mengantri.

Share This:    Facebook  Twitter
Scroll To Top